asal mula anjuran membunuh cicak ternyata berawal dari kebakaran di baitul maqdis
Domestic gecko on the house wall.

Anjuran untuk membunuh cicak memiliki akar yang dalam dalam tradisi dan cerita rakyat, khususnya di kalangan umat Muslim. Salah satu kisah yang sering dikaitkan dengan anjuran ini adalah peristiwa kebakaran di Baitul Maqdis, sebuah tempat suci yang memiliki sejarah panjang dan signifikan. Artikel ini akan menggali asal mula cerita ini dan bagaimana ia menjadi bagian dari tradisi yang bertahan hingga kini.

1. Baitul Maqdis: Sejarah Singkat

Baitul Maqdis, juga dikenal sebagai Yerusalem, adalah kota suci bagi tiga agama besar: Islam, Kristen, dan Yahudi. Kota ini telah menjadi pusat berbagai peristiwa sejarah dan konflik selama ribuan tahun. Salah satu bangunan paling terkenal di kota ini adalah Masjid Al-Aqsa, yang memiliki makna religius yang mendalam bagi umat Islam.

2. Kisah Kebakaran di Baitul Maqdis

Menurut beberapa sumber tradisional, terutama dalam literatur Islam, ada kisah menarik yang mengaitkan cicak dengan peristiwa kebakaran di Baitul Maqdis. Dikisahkan bahwa ketika Nabi Ibrahim (Abraham) dibakar hidup-hidup oleh Raja Namrud, api yang dinyalakan sangat besar dan menyala-nyala. Namun, keajaiban terjadi ketika api tersebut tidak membakar Nabi Ibrahim, melainkan justru menjadi dingin dan aman baginya.

Dalam cerita ini, cicak berperan sebagai makhluk yang meniup api agar tetap menyala dan membakar. Sebaliknya, makhluk lain, seperti semut, dikatakan berusaha memadamkan api dengan membawa air. Akibat peran cicak dalam cerita ini, muncul anjuran untuk membunuh cicak sebagai simbol penolakan terhadap makhluk yang mendukung kejahatan.

3. Anjuran Membunuh Cicak dalam Tradisi Islam

Anjuran untuk membunuh cicak memiliki dasar dalam beberapa hadits Nabi Muhammad SAW, di mana beliau menyebutkan bahwa membunuh cicak bisa mendapatkan pahala. Hadits ini sering dipahami dalam konteks simbolis, di mana cicak dianggap sebagai simbol makhluk yang mendukung perbuatan jahat, seperti yang diceritakan dalam kisah kebakaran di Baitul Maqdis.

4. Makna Simbolis dan Etika Modern

Meskipun anjuran ini memiliki akar dalam tradisi, penting untuk memahami makna simbolis di balik cerita tersebut. Dalam konteks modern, banyak orang menafsirkan anjuran ini sebagai ajakan untuk menolak kejahatan dan mendukung kebaikan dalam segala bentuk.

  • Etika Lingkungan: Dalam dunia yang semakin sadar lingkungan, penting untuk mempertimbangkan dampak ekologis dari membunuh hewan, termasuk cicak, yang merupakan bagian dari ekosistem.
  • Pemahaman Kontekstual: Membaca dan memahami hadits dalam konteks sejarah dan budaya dapat memberikan wawasan yang lebih dalam tentang makna sebenarnya dari anjuran tersebut.

Kesimpulan

Cerita tentang cicak dan kebakaran di Baitul Maqdis menawarkan pandangan menarik tentang bagaimana tradisi dan cerita rakyat dapat membentuk praktik budaya. Anjuran membunuh cicak, meskipun berakar dalam sejarah dan hadits, perlu dipahami dalam konteks yang lebih luas, menghormati makna simbolis dan mempertimbangkan dampak modernnya. Dengan cara ini, kita dapat menghargai warisan budaya sambil tetap menjaga keseimbangan ekosistem dan etika lingkungan.

By admin