Bekerja keras memang penting, tetapi bekerja terlalu lama tanpa jeda justru bisa membahayakan otak. Sebuah studi terbaru yang dilakukan situs medusa88 oleh tim peneliti dari Inggris dan Kanada mengungkap bahwa kerja berlebihan dapat mengubah struktur otak dan memicu gangguan kesehatan mental.

Dalam penelitian tersebut, para peneliti mengamati ribuan pekerja berusia 30 hingga 55 tahun. Mereka menemukan bahwa orang yang bekerja lebih dari 55 jam per minggu cenderung mengalami penyusutan volume materi abu-abu di otak, terutama di bagian yang bertanggung jawab atas pengendalian emosi, pengambilan keputusan, dan fungsi kognitif.

Tim peneliti juga mencatat bahwa peserta dengan jam kerja berlebih lebih sering mengalami gejala stres berat, kecemasan, bahkan depresi. Otak mereka menunjukkan respons yang lebih lambat terhadap rangsangan dan kesulitan dalam memproses informasi secara efisien. Hal ini berdampak langsung pada kualitas hidup dan produktivitas jangka panjang.

Peneliti utama, Dr. Sarah Collins, menyebutkan bahwa istirahat dan keseimbangan antara kerja dan hidup pribadi sangat krusial. “Otak bukan mesin yang bisa terus-menerus beroperasi tanpa henti. Jika kita memaksa diri, otak akan merespons dengan cara yang merugikan,” ujarnya.

Para ahli menyarankan pekerja untuk mengatur waktu kerja secara sehat, memperhatikan jam tidur, dan meluangkan waktu untuk aktivitas relaksasi. Perusahaan juga diminta untuk menyusun kebijakan kerja yang mendukung kesehatan mental karyawan, termasuk cuti yang memadai dan jam kerja fleksibel.

Studi ini menjadi pengingat kuat bahwa kesehatan otak harus menjadi prioritas. Produktivitas sejati datang dari keseimbangan, bukan dari kerja tanpa henti.

By admin