reedsmootasc.com – Mantan kontraktor NSA, Edward Snowden, telah mengungkapkan bahwa metode yang digunakan dalam gelombang ledakan pager yang disinkronkan di Lebanon dinilai kurang bertanggung jawab karena tidak mempertimbangkan kemungkinan terhadap korban sipil.

9 orang tewas dan sekitar 2.800 orang menderita luka-luka di seluruh Lebanon ketika pager genggam yang digunakan oleh warga dan anggota Hizbullah meledak bersamaan pada Selasa (17/9/2024).

Para pejuang pro-Palestina di Lebanon menuduh Israel sebagai pelaku “kekerasan yang tidak adil” dan bertekad untuk membalas.

Meskipun menolak tudingan tersebut, Israel telah meluncurkan serangan udara terhadap anggota Hizbullah sebelumnya dan memperingatkan akan mengambil langkah militernya yang lebih tegas jika serangan dari kelompok tersebut masih terus berlangsung di perbatasan.

Dalam artikelnya di X pada hari Selasa, Snowden menyampaikan dugaannya bahwa pager itu kemungkinan besar meledak karena “bahan peledak yang disisipkan” daripada diretas. Hal tersebut didasari oleh keberadaan luka parah dan seragam yang dialami.

Menurut mantan kontraktor NSA, Israel telah melakukan tindakan yang sangat sembrono tanpa mempertimbangkan metode yang digunakan.

Mereka meledakkan banyak orang yang sedang menjalankan berbagai aktivitas, seperti saat mengemudi (ketika mobil kehilangan kendali), berbelanja (sambil mendorong kereta bayi dengan anak-anak yang berdiri di belakangnya dalam antrean kasir), dan lain sebagainya. Menurut penjelasannya, tindakan ini tidak dapat dibedakan dari aksi terorisme.

Berita dari Sky News Arabia menyebutkan bahwa Mossad, organisasi intelijen Israel, telah memanfaatkan baterai pager untuk menyimpan bahan peledak PETN dan mengaktifkannya secara jarak jauh dengan meningkatkan suhunya.

Pemberitahuan disampaikan bahwa alat itu termasuk dalam pengiriman yang sampai di Lebanon pada awal tahun ini. Menurut otoritas Lebanon, warga sipil juga mengalami luka-luka dalam kejadian tersebut.

By admin