reedsmootasc.com -Baru-baru ini, sebuah unggahan di media sosial yang menyebut bahwa penggunaan pewarna rambut dapat memicu penyakit autoimun menjadi viral. Hal ini memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat, terutama mereka yang rutin menggunakan pewarna rambut untuk keperluan kecantikan atau menutupi uban. Namun, benarkah pewarna rambut dapat menyebabkan gangguan autoimun? Pakar imunologi dan dermatologi memberikan penjelasan terkait klaim ini.

Apa Itu Penyakit Autoimun?

Penyakit autoimun terjadi ketika sistem imun tubuh, yang seharusnya melindungi tubuh dari infeksi, justru menyerang sel-sel sehat. Ada banyak jenis penyakit autoimun, seperti lupus, rheumatoid arthritis, dan psoriasis. Penyebabnya beragam, termasuk faktor genetik, lingkungan, dan gaya hidup.

Menurut Dr. Indira Pramudita, seorang pakar imunologi, penyakit autoimun biasanya tidak dipicu oleh satu faktor tunggal. “Penyakit autoimun lebih sering merupakan hasil dari kombinasi faktor genetik dan pemicu lingkungan, seperti infeksi, stres, atau paparan bahan kimia tertentu,” jelasnya.

Pewarna Rambut dan Autoimun

Pewarna rambut mengandung berbagai bahan kimia, seperti para-phenylenediamine (PPD), amonia, dan resorcinol. Beberapa bahan ini diketahui dapat menyebabkan iritasi kulit atau reaksi alergi pada sebagian orang. Namun, hubungan langsung antara penggunaan pewarna rambut dan perkembangan penyakit autoimun belum terbukti secara ilmiah.

“Tidak ada bukti kuat yang mendukung bahwa pewarna rambut langsung menyebabkan autoimun,” kata Dr. Indira. Ia menjelaskan bahwa reaksi alergi akibat pewarna rambut memang mungkin terjadi, terutama jika seseorang memiliki kulit sensitif atau alergi terhadap bahan kimia tertentu. Namun, reaksi alergi ini berbeda dengan penyakit autoimun yang melibatkan mekanisme kompleks dalam sistem imun tubuh.

Penelitian yang Ada

Beberapa studi menunjukkan bahwa paparan bahan kimia tertentu dalam jangka panjang dapat memengaruhi kesehatan, termasuk risiko gangguan imun. Namun, penelitian ini lebih banyak dilakukan pada pekerja di industri kimia, yang terpapar bahan kimia dalam jumlah besar dan waktu yang lama. Untuk penggunaan pewarna rambut dalam kehidupan sehari-hari, risiko ini dianggap minimal.

Saran dari Pakar

Dr. Indira menyarankan untuk selalu melakukan uji sensitivitas sebelum menggunakan pewarna rambut. “Aplikasikan sedikit produk di kulit dan tunggu 24-48 jam untuk melihat apakah ada reaksi, seperti kemerahan atau gatal,” katanya. Selain itu, gunakan pewarna rambut yang aman dan bersertifikat, serta hindari produk yang mengandung bahan kimia keras jika memiliki riwayat alergi atau kulit sensitif.

Kesimpulan

Meskipun klaim bahwa pewarna rambut dapat memicu autoimun viral, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung pernyataan ini. Risiko lebih terkait dengan reaksi alergi, bukan autoimun. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tetap bijak dan berhati-hati dalam menggunakan produk kimia, serta berkonsultasi dengan dokter jika memiliki kekhawatiran khusus.

By admin